PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
Makalah
disusun untuk memenuhi tugas kuliah:
BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN SD
Oleh:
ABDUR
ROHIM
ANDI
LUKMAN FAIZAL
SUBAIRI
RUSDI
YANTO
KHOLIS
KURNIAWAN
UNIVERSITAS
ABDURRAHMAN SALEH
SITUBONDO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
siswa, pengelola sekolah, lingkungan,kualitas pengajaran, kurikulum dan
sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya
saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong
guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk
belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan
guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi
dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu
lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar,
namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran
itu sendiri.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian angket
(kuesioner), observasi, skala sikap dan portofolio. Pada evaluasi penilaian
hasil belajar, teknik ini biasanya
digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik
tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian instrumen Non-tes?
2. apakah definisi hakikat asesmen?
3. mencari tahu tentang asesmen kinerja
4. apa yang di
maksud dengan portofolio?
C.
Tujuan
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat memahami
dan mengetahui secara jelas tentang intrumen non tes, hakikat asesmen, asesmen
kinerja, dan porto folio.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Instrumen Non Tes
Instrumen non tes berarti tehnik penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan,
riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Jenis-jenis instrumen non tes di antaranya adalah angket
(kuesioner), observasi, skala sikap, dan portofolio. Keberhasilan siswa dalam
proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes saja. Sebab masih
banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan
mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
B. Hakikat asesmen alternative
Selama ini umumnya
guru menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) dalam
melakukan
penilaian walau diketahui paper and
pencil test mempunyai banyak
kelemahan
disamping kelebihan-kelebihan. Ketika kita melakukan asesmen
menggunakan
paper and pencil test, kemampuan peserta
didik yang kita ukur adalah
kemampuan
kognitif saja sedang kemampuan afektif dan psikomotor belum terukur,
walau
demikian guru sudah dapat menyimpulkan
bagaimana kemampuan peserta
didik
tersebut. Dengan demikian sungguh kita tidak adil melakukan evaluasi dengan
cara
demikian. Asesmen alternatif merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi
tes,
sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir
(end
product)
tetapi yang lebih penting merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran.
Asesmen alternatif tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes obyektif
buatan
guru tetapi diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran.
Jadi, asesmen alternatif harus mampu menghilangkan berbagai
kelemahan
tes, seperti menimbulkan rasa cemas yang berlebihan, mengkategori
peserta
didik secara permanen, menghukum peserta didik yang kreatif, atau
mendeskriminasi
peserta didik dari golongan minoritas .
1. Perlunya Penilaian Alternatif
Telah
kita sadari bahwa kurikulum berkembang pesat mengikuti
perkembangan
dan tuntutan zaman. Demikian juga pengembangan kurikulum di
tingkat
sekolah dasar, sehingga sistem pembelajaran tentunya juga menuntut pula
adanya
perkembangan dalam pemilihan jenis strategi, metode, media maupun sistem
penilaian.
Sistem penilaian sangat terkait dengan strategi pembelajaran yang
digunakan.
Sebagai contoh dalam kurikulum IPA menghendaki pembelajaran secara
kontekstual, mengkaitkan materi dengan dunia nyata atau
sesuai dengan kehidupan
sehari-hari
peserta didik. Guru mengajarkan sains kepada siswa melalui pemecahan
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamza
B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nofijanti,
Lilik. Baihaqi, M. dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran paket. Suraba
: lapis PGMI.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum Satuan
Pendidikan KTSP SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar