LAPORAN OBSERVASI
DI DAERAH PESISIR TAMPORAH
WILAYAH BARAT KABUPATEN SITUBONDO
DOSEN PENGAMPU:
DODIK EKO YULIANTO,S.PD
OLEH:
ABDUR ROHIM
AGUNG YULIANTO
ANDI LUKMAN FAIZAL
MUNIFA
SAYYIDATUS SOFIA
UNIVERSITAS ABDURRAHMAN SALEH
SITUBONDO
Kata pengantar
Segala
puji bagi allah SWT yg telah memberikan limpahan karunianya,
nikmat & kasih sayangnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian
kami di daerah pantai tamporah kec. Banyuglugur
kab. Situbondo dengan lancar. Laporan penelitian ini kami laksanakan
karena memenuhi tugas dari mata kuliah pendidikan IPS.
Turut
berpartisipasi dalam penelitian ini:
1. Kami
semua atas nama kelompok
2. Dosen
pembimbing kami
3. Masyarakat
di sekitar tamporah
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Patut kiranya kami
mengharapkan saran positif dari para pembaca.
Situbondo
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Banyuglugur
adalah satu-satunya kecamatan yg ada di situbondo yg berbatasan langsung dengan
kabupaten probolinggo. Lebih tepatnya sebelah timur PLTU paiton. Selain itu
kecamatan ini masih terbilang SANTRI ( sehat, aman, nyaman, tentram, rindang
dan indah), dilihat dari masyarakat yg ramah yg selalu mengedepankan etika dan
adat . serta jika kita lihat dari lingkungan/ alamnya, yaitu masih terawatnya
hutan-hutan bakau sebagai pemecah ombak dan juga hutan-hutan pegunungan masih
sangat asri, oleh karena itu kami mengambil putusan untuk melakukan penelitian
di daerah banyuglugur. Lebih teoatnya didaerah pantai tamporah / lebih umumnya
orang bilang tamporah.
Tamporah
adalah salah satu maskot dari kecamatan banyuglugur selain hotel UTAMA RAYA.
Karena dilihat dari pantainya yg indah sehingga daerah ini dapat dijadikan
wahana pariwisata walupun kurang terkenal . selain itu di tamporah terdapat
suatu makam yg ada diatas puncak di pinggir pantai yg menjadi keper cayaan
masyarakat sekitar sebagai makm keramat.
Berdasarkan
penjelasan diatas mendorong penulis untuk mengungkap secara lebih jelas tentang
kehidupan sekitar daerah tersebut. Jika dilihat dari segi ekonomi , sosial dan
budayanya, sehingga kami dapat memberi kepuasan kepada pembaca dan lebih
mengerti, Bagaimana kehidupan di daerah tersebut.
Rumusan masalah
Adapun yg menjadi rumusan masalah dari penelitian
ini adalah:
1. ekonomi
- bagaimana aktifitas nelayan didaerah
tamporah setiap harinya?
- bagaimana pemasaran ikan disana ?
- dalam satu malam mendapatkan
penghasilan berapa ?
2. sosial
- seperti apa sebenarnya kondisi
masyarakat ditamporah jika ditelusuri dari watak dan sifatnya?
- bagaimana kehidupan didaerah tamporah
setiap harinya ?
- adakah organisasi masyarakat yg ada
didaerah tamporah ?
3. budaya
- makam siapa yg ada puncak bukit
didaerah tamporah ?
- bagaimana ritual tahunan (petik laut)
berjalan ?
- selain itu apakah masyarakat didaerah
tamporah masih percaya dengan ritual ruwatan ?
Tujuan
Adapun yg menjadi tujuan dari penelitian
adalah.
1. Untuk
mengetahui bagaimana kehidupan didaerah tersebut jika dilihat dari segi ekonomi
?
2. Untuk
menjari tahu tentang kehidupan sosial di daerah tersebut ?
3. Untuk
mengungkap budaya yg berbau mistis di daerah tersebut ?
Manfaat
Dari
penyusunan laporan ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bagi
peneliti / penulis
-
Dapat memperdalam
pengetahuannya tentang kehidupan di salah satu kecamatan didaerah kabupaten
situbondo.
2. Bagi
pembaca
-
Dapat memperoleh berita
yg sebelumnya kurang di pahami dan juga untuk ikut andil atas kepeduliannya
terhadap kehidupan yg baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Perekonomian
didaerah tamporah lebih menggantungkan diri ke laut dan hutan. Biasanya bagi
rakyat dekat dengan bibir pantai mata pencahariannya adalah laut. Sedangkan
didekat jalan raya biasanya memanfaatkan hutan sebagai mata pencaharian mereka.
a. Masyarakat
yg melaut (nelayan)
Mereka setiap hari berangkat melaut sebelum magrib untuk
menyiapkan peralatan – peralatan mereka biasanya jam 3 sore sudah mempersiapkan
. dan dana yang mereka keluarkan untuk melaut terbilang lumyan
mahal Yaitu sekitar 2 ratus ribu untuk
bahan bakar solar permalam.
Karena cukup mahal dana yang dikeluarkan mereka mensiasati untuk
mendapat hasil yg lebih besar, bagaimana
yg telah di sebutkan di hokum ekonomi. Setelah subuh para nelayan kembali ke
darat menjual hasil panennya di pesisir tamporah kemudian dikirim lagi ke
daerah Besuki. Untuk transaksi jual beli antar sesame pedagang.
b.
Masyarakat luar (di
dekat jalan raya)
Para penduduk memanfaatkan hutan sebagai sarana
ekonomi mereka, misalnya memanen buah aren, air aren, dan kayu bakar. Kemudian
mereka pasarkan dipinggir jalan raya dengan harga yg berfariasi. Setelah tim
mewawancarai salah satu narasumber (pedagang buah aren), ternyata mereka bukan
tidak ingin melaut tapi mereka ingin memanfaatkan pohon aren dari pada terbuang
sia – sia buah dan air bahkan para nelayan pun banyak yg memanen buah aren juga
saat terjadi paceklik di laut.
2.
Kehidupan sosial
masyarakat tamporah.
Masyarakat tamporah tidak seperti masyarakat pesisir
lainnya, yg umumnya berwatak keras dan kasar, bahkan masyarakat tamporah
identik dengan santun bahkan kompak selalu ada di jiwa masyarakat. Setiap
harinya masyarakat tamporah sering melakukan aktifitas bersama untuk kegiatan
dan pekerjaan mereka. Tapi walaupun mereka gotong royong dalam pekerjaan
(melaut). Mereka tidak mempunyai organisasi pekerjaan, karena mereka menganggap
semua netral tidak ada yg menjadi bos besar.
3.
Budaya
masyarakat Tamporah
Pada umumnya penduduk tamporah sama seperti penduduk
lainnya. Hanya saja penduduk tamporah sangat pekat dgn adanya budaya turun
menurun dari nenek moyangnya. Yaitu percaya dgn adanya makam Syech sayyid
maulana ishak yg ada diatas pantai tamporah tersebut. Di kalangan penduduk
tersebut akan datang ke makam apabila mengadakan acara syukuran, selamatan dan
sebagainya. Saat kami bertanya kepada masyarakat – masyarakat sekitar,
jawabannya hamper rata – rata sama, yaitu tujuannya agar mendapatkan berkah
dari almarhum syech tsb.
Masyarakat tamporah dan sekitarnya, rata – rata
beragama Islam. Seperti biasanya sembahyang di lakukan masjid besar yg ada di
pintu masuk tamporah. Kalau kita membicarakan masalah agama, masyarakat disana
tidak ada perbedaan dgn masyarakat lainnya. Hal apa yang dilakukan di masjid
sama dengan tingkah laku muslim lainnya.
4.lampiran foto saat observasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
hasil observasi yang kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa
Mata
pencaharian sebagian besar penduduk di wilayah pesisir tamporah
Yaitu nelayan dan petani. Dan perekonomian di daerah tersebut bergantung pada
hasil laut
Dan hutan Pula. Sehingga antara juragan dan ABK terjalin
hubungan yang baik, tanpa
Membeda-bedakan
status sosialnya.
3.2 Saran
a. Untuk
guru/dosen pembimbing guna meningkatkan
kualitas pengetahuan siswa mengenai macam-macam
budaya daerah yang ada dikawasan tamporah, khususnya
wilayah pesisir.
b. Untuk
siswa agar lebih menambah wawasan dengan berbaur langsung bersama mereka guna mengetahui kehidupan yang mereka jalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar